Sunday, December 22, 2013

Mama adalah konsultan terbaikku #HariIbu

Mama merupakan orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan saya. Beliau yang mengarahkan jalan hidup saya. Saya amat sangat bangga menjadi anak beliau dan pastinya saya juga bersyukur bisa menjadi anak beliau.

Saya merupakan anak kedua dari ketiga bersaudara. Kesemua saudara saya merupakan perempuan. Tiap anak memiliki keunikan tersendiri. Menurut mama, saya itu paling badung diantara ketiganya. Tapi saya juga yang paling mudah diarahkan.

Mama tidak suka mengatur anaknya, beliau lebih suka mengarahkan anaknya. Meskipun beliau memberikan kami pilihan untuk memilih, seringkali saya mengikuti pilihannya. Saya percaya apa yg diarahkan dan pilihan beliau merupakan keputusan terbaik dalam hidup saya. Setidaknya ada 3 hal yang saya putuskan untuk mengikuti arahan beliau dan Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik hingga sekarang.



Percintaan
Mama tidak melarang kami membawa teman pria ke rumah. Beliau lebih suka kami mengenalkan teman pria dan bertemu di rumah ketimbang harus janji bertemu di luar rumah. Mama bilang, "Memang kalian tidak punya rumah? Janjian kok di jalanan. Memang rumah kamu di Jalanan." 

Meski boleh membawa teman pria ke rumah, bukan berarti saya bebas pacaran lho. Pastinya akan ada interogasi (halah, udah kaya investigasi kasus aja *lebay*) setelah teman saya pulang, haha. Selama hubungan kami sebatas teman biasa (alias bukan pacar), mama tidak terlalu banyak komentar, yang terpenting beliau tahu dengan siapa saya berteman. Maklumlah beliau khawatir dengan anak perempuannya yang agak badung ini, takut anaknya makin badung kalau salah bergaul.

Untuk menghindari interogasi, biasanya saya memberitahukan mama status hubungan dengan teman tersebut (pacarkah atau teman biasa). Kalau sudah diberitahukan statusnya (pacar), saya tida diinterogasi tapi saya malah meminta pendapat mama mengenai pacar. Pertama kali saya bawa suami ke rumah, mama sih oke-oke aja. Kata mama sih masih cinta monyet karena pertama kali kenalin suami pas kelas 3 SMP, haha. Mama sempat salah paham dengan perilaku si mas, terus saya tidak di setujui, akhirnya kita putus. Nah, pas SMA kan sempat nyambung  lagi, Alhamdulillah mama sudah tidak salah paham dan merestui hubungan kami. Selain mas, pernah juga saya putus dengan mantan pacar karena mama bilang dia tidak suka dengan pacar. 

Opini mama tentang pacar memang sangat mempengaruhi keputusan saya untuk melanjutkan atau memutuskan hubungan. Saya pikir, tidak ada salahnya mengikuti pendapat mama, mama memiliki pengalaman hidup lebih lama dibandingkan saya dan pastinya itu yang terbaik buat saya.



Pendidikan
Alhamdulillah dari SD sampai kuliah, saya bisa sekolah di sekolah negeri. Itu pula yang menjadi salah satu kebanggaan mama. Siapa sih yang tidak bangga anaknya sekolah di negeri? (Mama masih menganut paham bahwa sekolah negeri itu lebih baik dibandingkan swasta karena muridnya pintar-pintar. Maklumlah jaman dulu kan swasta identik dengan sekolah buangan terutama sekolah yang dekat lingkungan rumah saya. Berbeda dengan sekarang sudah banyak sekolah swasta berkualitas).

Ketika lulus SMP, saya galau dan dilema memilih SMA dan SMK. Mama memberikan 2 pilihan, meskipun dia lebih menyarankan masuk SMK. Pilihannya kalau bisa masuk SMA unggulan, daftar SMA. Kalau tidak bisa masuk SMA unggulan, daftar SMK. Saya lantas memutuskan untuk daftar SMK. Selain bisa daftar di SMK unggulan,lulusan SMK bisa langsung bekerja. Sebenarnya sih saya bisa saja masuk SMA unggulan, tapi nilainya pas banget dan SMA pastinya harus melanjutkan kuliah. Kalau harus kuliah, biayanya dari mana, tidak tega juga minta dengan orang tua. 

Sebelum kelulusan SMK, sekolah menawarkan siswa berprestasi untuk mengikuti jalur PMDK (jalur khusus penerimaan mahasiswa di sekolah negeri tanpa mengikuti tes tertulis). Lagi-lagi saya menanyakan pendapat beliau, agak galau juga kalau harus kuliah karena khawatir tidak ada biaya. Mama bilang "Dicoba dulu aja, masalah biaya bisa dipikirkan nanti". Hampir saja saya tidak mendaftar ikutan PMDK karena takut terkendala biaya nantinya. Akhirnya H-1 sebelum pendaftaran ditutup, saya memutuskan untuk mendaftar. Alhamdulillah saya lulus PMDK.

Nah, kalau dulunya saya masuk SMA, belum tentu bisa masuk kuliah di sekolah negeri tanpa tes tertulis dong. Alhamdulillah biaya kuliah juga tidak semahal kalau saya di swasta, sehingga tidak terlalu memberatkan orang tua.



Pekerjaan
Setelah dinyatakan lulus kuliah D3, saya sempat magang di perusahaan asuransi sambil mencari pekerjaan di tempat lain. Sebelum wisuda, saya dipanggil wawancara di 3 perusahaan. Alhamdulillah saya diterima di ketiga perusahaan tersebut. Akhirnya minta bantuan mama untuk membuat keputusan. Perusahaan pertama, saya sebagai customer service. Perusahaan kedua & ketiga, saya sebagai staf akunting. Menurut mama, baiknya memilih perusahaan kedua karena dekat dengan rumah. Meskipun perusahaannya belum terkenal dan gaji kecil, tapi kalau dekat rumah, tidak lama menghabiskan waktu di jalan. Saya memilih untuk mengikuti mama. Meski gajinya kecil tapi keahlian dan kemampuan saya bertambah. Sehingga saya dipinang oleh suatu perusahaan dengan gaji lebih besar.

Nah, galau lagi dong. Saya itu udah nyaman banget, ditambah lagi saya kepercayaan orang head office. Konsultasi ke mama, mama bilang cari yang deket rumah (perusahaan tempat saya kerja pindah ke cikarang, sedangkan yang meminang saya di Cempaka putih). Akhirnya mengikuti saran mama, pindah ke Cempaka Putih. Tidak lama di Cempaka Putih, akhirnya saya keterima PNS.

Ikutan PNS itu sebenarnya saya seperti menjilat ludah sendiri karena dari dulu emang tidak mau jadi PNS (alasannya jangka waktu kerjanya sampai tua, dulu pengennya kerja sampai punya anak aja, hehe). Ini juga saran mama, ketika Cempaka Putih di merger, status saya ga jelas karena belom pegang ijazah Sarjana. Cari kerjaan dengan gaji saat itu dan cuma ijazah D3 ternyata lebih sulit dibandingkan fresh graduate. Akhirnya coba melamar di instansi pemerintah, eh malah lulus. Alhamdulillah ya.


Kesimpulan dari cerita saya adalah mama memiliki pengaruh dalam kehidupan saya. Banyak keputusan penting yang saya ambil berdasarkan saran beliau. Saya selalu percaya bahwa apa yang beliau sarankan adalah yang terbaik untuk kehidupan saya. Beliau adalah konsultan terbaik untuk saya. I love you, Ma.
Ohya, beberapa sahabat saya bilang bahwa doa dan restu Ibu itu memang mujarab.

Kalau ada yang bilang, "Dibalik kesuksesan lelaki, ada istri yang hebat". Nah kalau saya bilang "Dibalik kesuksesan seorang anak, pastinya ada Ibu yang Hebat".

Selamat Hari Ibu buat para emak-emak di seluruh dunia.

"Kasih anak sepanjang galah, Kasih Ibu sepanjang masa".

Tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut "Hari Ibu"

6 comments:

Please kindly write your comment... Thanks in advance for comment ... wishes my blog inspire you... ^^ |

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...