Friday, November 26, 2021

FRIDAY HOLIDAY - PANTAI ADEM ANYER

Sudah hampir 7 bulan, kami tidak bepergian keluar rumah apalagi berkemah dikarenakan keluarga kami ditimpa musibah. Qadarullah, Papah meninggal di bulan Mei dan setelahnya Mamah harus menjalani operasi usus buntu serta membutuhkan waktu untuk pemulihan. Belum lagi, asisten rumah tangga berhenti karena sakit. Dalam kondisi seperti itu, boro-boro mikirin kemah, saya dan suami harus putar otak untuk bagi waktu mengurus mamah dan anak-anak. Musibah yang hampir sama juga dialami Pak Sur (teman berkemah kami), Qadarullah Ibunya meninggal dan Papahnya mengalami stroke serta tidak ada ART juga.

Alhamdulillah kondisi mamah semakin baik dan sudah ada ART sejak Agustus lalu. Begitupun kondisi Papahnya Pak Sur sudah membaik. Sehingga beliau mengajak kami untuk berkemah lagi. Dari awal memulai kemah, kami memang berkemah bareng karena usia anak-anak yang sepantar sehingga mereka bisa bermain bersama. Minta doanya supaya Papahku dan Ibu Pak Sur diberikan surgaNya dan keluarga kami diberikan kesehatan. Aamiin

Back to topic aka kembali ke perkemahan, hehehe. Prolognya sedih yak, padahal mau cerita pengalaman kemah pertama di Pantai, hehehe. 

 

Pantai Adem Anyer
Pemandangan pagi hari. Matahari bersinar terang.

09-10 Oktober 2021

Ini kali pertama, kami berkemah ke Pantai. Kami berkemah di Pantai Adem Anyer. Kami juga baru mengetahui kalau ada lokasi perkemahan di Pantai Anyer, karena kami hanya pernah menginap di Villa atau Hotel sekitaran Anyer.  Jakarta-Anyer memakan waktu sekitar 4-5jam, kami selalu berangkat siang ketika akan kemah karena menunggu adek pulang bimba terlebih dahulu. 

Sayangnya, tidak ada penunjuk / papan nama di lokasi, jadinya kami kelewatan lokasinya. Btw, lokasinya setelah Pantai Florida dan gerbangnya terbuat dari kayu. Melewati pintu gerbang, ada petugas yang menjaga dan ini juga merupakan loket pembayaran untuk kemah.

Lokasi perkemahan dimulai dari pintu gerbang hingga bibir pantai. Seperti perkemahan pada umumnya, lokasi perkemahan merupakan padang rumput meski semakin dekat ke laut, tanahnya jadi berpasir. Kami mendirikan tenda di tepi pantai, jadi diatas tanah berpasir. Jarak 3-4meter sudah di laut. 

Sayangnya, meski kemah di tepi pantai, posisi tenda tidak bisa menghadap matahari terbit ataupun tenggelam. Jadi, kalau dari tenda, kami hanya bisa sebatas menikmati keindahan laut sambil mendengar bunyi deburan ombak, hehehe. Dikarenakan matahari adanya di bagian samping tenda. Tapi jika ingin menikmati sunset/sunrise, kita bisa gelar tikar dan duduk menghadap sunset/sunrise

 

Pantai Adem Anyer
menjelang matahari terbenam, foto tenda tetangga


Untuk area parkir, disini tidak ada area parkir khusus. Sehingga kami parkir di belakang tenda. Intinya baik motor ataupun mobil bebas parkir dimana saja. Karena parkir bersebelahan dengan tendak, jika tidak mau bayar listrik, bisa banget pakai aki mobil, hehehe.  

Pantai Adem Anyer
lokasi tenda kami

Karena terlalu antusias untuk berkemah, saya sampai lupa bertanya tentang kondisi perkemahan dan baru menyadari kalau ternyata panas sekali udaranya. Jadinya saya salah menyiapkan pakaian untuk keluarga. Seharusnya bawa pakaian yang tipis dan menyerap keringat, ini saya bawa pakaian lengan panjang semua, alhasil pada kegerahan. Udaranya panas banget, beda banget kalau kemah di Gunung, hahaha. Harusnya bawa kipas angin portable. Biasanya kami tidur pakai selimut, ini kakak sampai pakai kaos dalam karena kegerahan, hahaha.

Karena sudah lama tidak berlibur dan berenang, mereka langsung pakai baju renang dan main di pantai setelah shalat subuh. Mereka puas banget main di pantai. Dari matahari belum terbit sampai matahari di puncaknya alias jam 12 siang, hahaha. 

Kemah kali ini, anak-anak sangat senang karena bisa melakukan banyak kegiatan. Berenang di laut, tergolong aman karena tidak terlalu berkarang dan ombak juga tidak terlalu besar. Meski tidak terlalu banyak karang dan terbilang aman, tetap hati-hati jika ingin berenang di laut. 

Kalau takut berenang di laut, bisa bermain ombak atau main pasir di pantai, ataupun mengendarai ATV. Di  tempat persewaan ATV, bisa juga menaiki perahu layar, banana boat  atau parasailing. 
 
Pantai Adem Anyer
Main ATV di Pantai

Jika tidak ingin melakukan aktivitas basah-basahan, pemandangan air laut yang jernih dengan langit yang biru dan pasir putih merupakan background bagus untuk berfoto. Apalagi ada karang-karang yang bisa dijadikan tempat swafoto dan hampir semua pantai di Anyer, sebagian area pantainya terdapat karang.
 
Pantai Adem Anyer
Pemandangan Pantai
 
Untuk kalian yang tidak suka ribet memasak ketika kemah. Disini juga ada warung kopi dan Bakso dari pagi hingga malam, jadi tidak perlu khawatir kelaparan. Selain warung, ada juga pedagang keliling yang menawarkan ikan asin ataupun oleh-oleh untuk dibawa pulang. Jika ingin makanan agak berat, bisa ke pantai sebelah, karena lebih beragam makanan yang dijual.
 
So far, anak-anak betah kemah disini. Ya iyalah, main di pantai dari subuh-zuhur, hahaha. Kekurangan lokasi perkemahan ini adalah toilet, toiletnya jauh di pintu masuk (Kabar gembirnya, informasi dari pengelola, pekan depan toilet yg deket lokasi tenda akan dibangun. Semoga kemah selanjutnya, toiletnya yang deket tenda sudah selesai dibangun). Sementara yang deket tenda, hanya tersedia beberapa kran air untuk cuci, wudhu atau bilas anak-anak. Meski perabotan toiletnya kurang terawat tapi toiletnya bersih. Untuk toiletnya bayar seikhlasnya aja dan air tidak asin. Di Pantai sebelah itu menawrkan sewa toilet tapi airnya asin, tapi ini hanya bisa disewa dari magrib sampai jam 6 besok paginya, jadinya sayang juga kalau sewa.

Dari kami datang sampai besok paginya, lokasi perkemahannya bersih. Sayangnya, beberapa oknum pengunjung tidak mengumpulkan sampahnya sehingga sampah berserakan dimana-mana dan kotor. Jadi yang membuat kotor itu bukan yang berkemah tapi pengunjung pantai. Sebagai informasi, Pantai ini memang hanya dibuka tiap Jumat sore hingga Ahad dan tidak hanya untuk berkemah tapi juga pengunjung yang sekedar ingin menikmati pantai. Menurut pengelola, orang yang berkemah selalu mengumpulkan sampah-sampah di satu tempat dan pengelola tinggal buang ke tempat penampungan sampah, tidak perlu menyapu semua area. Sedangkan pengunjung, karena pengelola tidak menyediakan tempat sampah, mereka membuang dimana saja.

Berikut biaya yang diperlukan untuk berkemah disini : 

  1. Tarif Kemah Rp.100.000,00/kedatangan
  2. Tarif listrik Rp.70.000,00 
  3.  Sewa toilet dari magrib-jam 7 pagi Rp.100.000. 
  4.  Sewa motor ATV dg tarif Rp.50.000/15menit. 
  5. Untuk dewasa bisa coba banana boat (Paket Ber5 Rp.150.000)
  6. Perahu layar (Rp.30.000/orang) atau parasailing.

 
Rating : 4/5

3 comments:

Please kindly write your comment... Thanks in advance for comment ... wishes my blog inspire you... ^^ |

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...