Malam-malam dikumpulkan dilantai 2 yang kosong (sepertinya lantai ini baru saja dicor dan belum selesai dibangun). Saya tidak begitu mengenal dengan mereka. Saya hanya tahu bahwa kami berkumpul disitu untuk tujuan tertentu.Tepat didepan kami, ada 2 pohon besar (saya tidak tahu dengan pasti apakah pohon itu, entah itu pohon kapuk atau beringin)
Entah apa yang kami obrolkan malam itu, yang pasti kami berkumpul dan dibriefing ditempat itu. Tiba-tiba ada sesosok bayangan putih, lama kelamaan sosok tersebut semakin jelas (Sumpah, nulis ini sambil merinding, hiyyyyy atut :( ). Sesosok kuntilanak berbalut busana putih terbang melayang ke arah kami, kami mulai ketakutan dan panik. Beberapa diantara kami lari terbirit-birit tak tentu arah. Saya dan beberapa teman hanya terpaku ditempat itu. Kami terpaku dengan mulut komat-kamit membaca surat-surat Al-Qur'an yang kami hafal. Suasana makin panik dan menyeramkan, saya sampai tidak terpikir untuk membaca ayat kursi ataupun surat Yaasin. Kuntilanak yang terus terbang melayang di udara dan berputar-putar mengelilingi kami yang terpaku semakin membuat kami diam membeku. Mulut kami yang komat-kamit membaca surat-surat seakan tak terdengar olehnya, sebenarnya kami juga tidak mendengar apa yang kami baca. Suara-suara kami seperti membaca dalam hati, meski mulut ini bergerak-gerak membacanya.
