Hosh, hosh, hosh... suara nafasku
terdengar naik turun. Aku memang mempercepat langkahku menuju ruangan kantorku.
Aku duduk sejenak seraya mengatur nafasku, jantung ini masih terasa begitu
cepat bekerja.
“Pak, ini bahan untuk meeting pagi ini. “ Ujar sekretarisku
mengingatkan.
“Terima kasih. Meeting room sudah siap? Kita mulai meeting 5 menit lagi.” Kataku memastikan
semua sudah disiapkan dengan baik
“Meeting room sudah siap, Pak.” Jawab sekretarisku.
Pagi itu memang ada meeting dengan dewan direksi. Jadilah
aku sedikit panik dan terburu-buru pagi itu.
“Selamat pagi, Pak. Mohon
perlihatkan surat-surat kendaraan beserta SIM Bapak.” Ujar Pak Polisi setelah kaca
jendela mobil ku buka.
Aku bergegas membuka dompetku,
tapi sayangnya aku tak menemukan STNK mobilku. Dengan ragu-ragu aku mengulurkan
tanganku dan memberikan SIMku kepada Polisi itu.
Haduh, pasti ditilang nih. ga bawa STNK pula. Pikirku dalam hati
“STNK mobilnya mana, Pak?” tanya
Pak Polisi
“STNK mobilnya ketinggalan di
rumah, Pak. Saya ada meeting pagi, damai
saja ya, Pak.” Kataku cepat. Kulihat Pak Polisi membaca SIMku dengan seksama.
Aneh banget, ngeliat SIM sampai seperti itu. Gumanku dalam hati
sambil sesekali melirik arah jarum jam di tanganku
“Lain kali perhatikan rambu-rambu
lalu lintas. Ini Jalan satu arah, kendaraan harus memutar lewat jalan depan. “ Ujar Pak Polisi seraya mengembalikan SIMku dan bergegas pergi.
Lho, pak polisi itu aneh banget. Ga ditilang nih? Tapi untunglah kalau
ga ditilang. Ucapku dalam hati seraya menyalakan mesin mobil dan melanjutkan
perjalanan menuju kantor.
***
“Mas, kamu jadi berkunjung ke
rumah malam ini?” tanya Ika ketika ku antar dia pulang ke rumah. Ika itu
sekretarisku, kami berpacaran sejak 1 tahun yang lalu.
“Insya Allah, Dek. Sesuai rencana
kita minggu lalu. Malam ini aku akan berbicara dengan Papamu. Papa ada di rumah
kan, Dek?” kataku sambil memarkir mobil di depan toko Kue.
“Iya Mas, Papa ada di rumah. Dia
lagi libur” ujar Ika seraya membuka pintu mobil.
***
“Mas, itu Papa lagi baca koran di
teras” ucap ika seraya menunjuk sosok pria paruh baya yang duduk di teras.
Aku hanya terdiam berusaha
menutupi rasa takut dan ragu yang mendadak menyerangku. Ku langkahkan kakiku
keluar mobil dan menuju pria paruh baya itu.
“Selamat malam, Pak.” Sapaku
sampai di teras.
“Malam, Nak Adi” jawabnya. Suara
itu terasa tak begitu asing di telingaku dan aku hanya diam tertunduk tak
berani menatapnya.
Papa Ika adalah polisi yang
hampir menilangku pagi itu dan beliau akan menjadi mertuaku.
--------------------------
Jumlah kata : 388
Terinpirasi dari keseharian
Papaku.. Beliau yang baik hati dan bijak setiap kali menghadapi para
penggendara yang melanggar lalu lintas. Love U Pah ^^
Noviawahyudi - 240513
wkwkw keren mbak tulisannya ....
ReplyDeletemakasih kunjungannya mbak ^^...
Deletemakasih juga pujiannya,,lebih suka sih dikasih masukan..hehe
masukan apa ya? klo twist ini juga udah dapet mbak,, tetep semangat aja mbak :)
ReplyDeletesalam kenal mbak novi..
eh tapi papanya klo nilang saya , damai ya mbak *digetok* :D
Ya barangkali ada yg kurang mbak...
Deletemaklum aja masih neubie di FF...hehe
Salam kenal juga mbak Sari...
Wani piro mbak? Haha...
papa udeh ga di ditlantas mbak, jadina ga akan nilang :p
udah firasat kali mba, caloon yg di tilang tsb adalah calon menantu, hehehe
ReplyDeletebukan firasat mas.. tapi emang bapak tau kalau itu calon mantunya...hihi *maksa*
Deletemakasih kunjungannya mas ^^
moga2 kalo lagi ditilang ketemu papanya *lho kok malah ngarep ditilang*
ReplyDeletebhuahaha... papanya udeh ga tugas diditlantas..
Deletemakasih kunjungannya ya ^^