Dalam kunjungan blogwalking ke blog emak Evi Indrawanto. Saya memilih kategori JURNAL TENTANG AKU, ANAK & KELUARGA. Entah mengapa mata saya langsung tertuju pada artikel Narsisis ijinkan saya bicara. Mungkin karena saya juga dulunya tergolong dalam kategori "narsis akut", jadilah saya penasaran dengan isi artikelnya.
Bener kata emak Evi Indrawanto, sebenarnya narsisis itu merupakan gangguan psikologis. Entah mengapa para pencinta social media sering kali menggunakan istilah bahasa yang tidak pada tempatnya, dari kata "narsis" hingga "autis". Narsis seringkali di identikkan dengan sikap seorang pengguna social media yang mengunggah fotonya dalam setiap kesempatan.
Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, saya itu dulunya "narsis akut". Saya acap kali mengunggah foto ke social media, tidak mengenal waktu ataupun tempat. Meski sering dikomentari, saya tak bergeming. Saya tetap cuek mengunggah foto-foto narsis saya. Bahkan beberapa temen ada yang bilang kalau saya jagonya narsis menggunakan Handphone (meski memfoto sendiri dengan kamera handphone, hasil jepretannya bagus lho!! hehe). Sampai pada akhirnya saya merasakan kebosanan dan malu. Bosan karena album difoto Facebook sudah 3 edisi (Full) dengan berbagai macam pose yang itu-itu saja. Malu karena status sudah berubah jadi engaged (yang artinya sebentar lagi jadi istri orang), masa masih kaya orang single saja. (IMHO).
"Narsis, situ okeh?". Kalimat itulah yang akhirnya menyadarkan saya bahwa narsis itu sebenarnya ajang pengeksistensian diri. Secara tidak langsung, menyombongkan apa yang kita punya. Selain itu, narsis itu juga karena sikap yang terlalu berlebihan terhadap diri sendiri (yang berlebihan itu kan tidak baik :D). Sejak saat itu, saya menghapus semua album foto narsis saya di Facebook. Saya menyadari bahwa bukan kecantikan ataupun photogenic yang harus ditampilkan melainkan sebuah prestasi (meskipun sampai saat ini, belum punya prestasi yang luar biasa. Cukuplah prestasi sebagai emak-emak yang membuat saya bangga luar biasa ^^). IMHO, dari rasa malu, saya menyadari bahwa ketika saya mengunggah foto-foto narsis, dari situlah akan menarik perhatian pria-pria lain (yang mungkin bisa memunculkan fitnah karena saya sudah berstatus "menikah"). Overall, semua kembali kepada pilihan masing-masing. It just my opinion.
Pada hakikatnya wanita itu memang suka diperhatikan. Tinggal bagaimana cara mereka menarik perhatian. (IMHO). Yang paling penting adalah tidak bersikap berlebihan.
Sejak saat itu, saya bertekad untuk mengurangi tingkat kenarsisan (meskipun di Handphone masih penuh foto narsis tapi tidak perlu selalu diunggah). Sekarang saya lebih tertarik mengunggah foto-foto ekspresi Arfan (anaknya diajarkan narsis :p) ataupun foto keluarga kecil kami. Tapi tidak menutup kemungkinan saya juga mengunggah foto-foto sendiri karena saya juga manusia yang terkadang lupa. Semoga saya tetap bisa konsisten untuk tidak narsis.
Semoga bermanfaat ^^
Postingan ini diikutsertakan dalam GA First Give Away : Jurnal Evi Indrawanto
Aaah narsis aja pede aja...cm terbatas kali ya yg liat...xaxa...kl menurut mb pede aja lg sayang...:) hidup narsis...#loh
ReplyDeletePede akoh mah tingkat akut mbak...
DeleteTapi ya malu aja kalo narsisnya juga akut...narsisnya disimpen dimemory ajah...hehe
Baru-baru punya akun facebook, saya juga narsis akut. Gak ingat umur dan anak deh pokonya, tiap foto baru langsung upload..Belum ada sih yg mengkritik, (gak enak kali ya ngomong sama calon nenek-nenek), tapi belakangan saya bosan sendiri. Dan mulai malu juga pada diri sendiri. Jadi deh sekarang agak sembuh penyakitnya..
ReplyDeleteMakasih Mak Novia telah ikut GA saya. Tak catat ya :)
Iya mak...
DeleteSama2 mak.makasih juga untuk kunjungannya ^^
Terima kasih udah ikut bernarsis di gelaran GA mbak Evi mbak #eh tepat gak ya kata narsisnya hehe
ReplyDeletesudah tercatat sebagai peserta ya
salam kenal
bukan narsis om *eh mas.. tepatnya show off..hohoho
Deletemakasih atas kunjungannya mas..
salam kenal juga ^^
kita cs an nih kayaknya..suka narsis hihihihhi # kapan sembuh yaa ?
ReplyDeletecita2ku mau hapus kenarsisan di FB ah ! abis inih !
Sukses GA nya yaaa...
kayanya hakikat perempuan yang suka diperhatikan dan suka memuji diri sendiri mbak (IMHO)...Jadi ya gitu deh...hehe
Deleteuntuk sembuh butuh proses, setidaknya mengurangi sedikit mak..hehe
hayooo mak, cita2nya direalisasikan..hehe
Makasih ya mbak..Makasih juga sudah mampir ^^
sy masih blm sembuh bgt dr narsis, hehe
ReplyDeletegapapa mbak..
Deleteyang penting udeh usaha sembuh *lho*.. hehe
kadang saya juga suka narsis hehehe...
ReplyDeletesama dong..hehe *penekanan pada kata KADANG*
Delete