Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan orang-orang yang menanyakan berapa lama saya kenal dengan suami. Saya dan suami memang kenal dari SMP, meski tidak pernah satu kelas, tapi kami memang sempat pacaran di akhir kelas 3 SMP (ceritanya masih cinta-cintaan alias cinta monyet, tapi kami bukan monyet lho! hehe).
Kalau ditanya mengenai perkenalan pertama kami, jujur saya lupa, haha. Pernah tanya ke suami untuk menyakinkan bahwa saya tidak lupa perkenalan pertama kami, tapi suami jawabnya malah beda (nah lho! ternyata keduanya malah lupa, mari dilupakan, haha). Jadi, moment yang saya ingat adalah saya pertama kali kenal dengan suami ketika saya dan pacar (yang kebetulan teman sekelasnya suami, haha) beserta teman-teman sepermainan berkunjung ke rumah suami. Waktu itu saya mah tidak ngelirik suami sama sekali, wong saya lagi asyik pacaran, haha.
Menjelang kelulusan SMP, sekolah mengadakan acara pelepasan di Yogyakarta. Saya dan suami ikut acara tersebut, tapi pacar saya dan pacarnya suami tidak ikut. Bisa jadi disinilah timbul percikan-percikan aneh, karena masih sama-sama punya pacar, jadinya itu percikan aneh dicuekin. Pulang dari Yogyakarta, kami memang dekat tapi tahu diri juga karena punya pacar, sebatas teman tapi mesra (namanya juga masih abegeh labil, hehe). Anehnya, setelah pengumuman kelulusan, kami malah putus dengan pacar. Disinilah awal kedekatan kami. Pacaran cinta monyet tidak terlalu lama karena beda sekolah.
Selama kurang lebih setahun semenjak putus dari cinta monyet, kami tidak pernah ketemu. Namun, tiba-tiba kami dipertemukan lagi di Gelanggang Olahraga Ragunan. Berhubung saya sudah punya pacar baru, jadinya pertemuan itu sebatas "Say Hi". Setelah itu tidak pernah ketemu lagi. Sepertinya takdir masih mau mempertemukan kami kembali. Selang beberapa bulan setelah putus dari pacar, saya bertemu suami lagi. Mencoba memulai lagi lembaran cinta monyet kami. Sayangnya, hubungan kami tidak berjalan mulus dikarenakan sering terjadi miskomunikasi. PUTUS lagi (hiks hiks, pacaran kali ini saya sukses mewek nangis bombay *lebay*, hehe)
Ini kali kedua putus dengan suami, capek juga dengan hubungan yang putus nyambung. Saya berpikir memang bukan takdirnya dengan dia. Saya juga sudah males ketemu suami, jadinya biarlah kehilangan kontak supaya benar-benar melupakannya. Rupanya Allah berkehendak lain, lagi-lagi kami dipertemukan kembali. Tapi kali ini suamiku lebih hati-hati berhubungan, pendekatannya lumayan lama dibandingkan sebelumnya. Akhirnya setelah beberapa bulan dekat kembali, saya dan suami kembali pacaran tepatnya di malam tahun baru 2005 (31 Desember lalu adalah kebersamaan kami yang kesembilan tahun-pacaran-, kalau nikah mah baru 3 tahun, hehe).
Setelah pacaran lebih dari 5 tahun, akhirnya kami memutuskan untuk bertunangan. Itupun belum langsung menetapkan tanggal pernikahan karena memang belum berencana langsung menikah. Selang setahun setelah pertunangan, ayahanda suami meninggal dunia dan kamipun menyesal karena menunda-nunda pernikahan. Penyesalan memang selalu hadir di belakang, teringat perkataan almarhum yang menginginkan kami menikah secepatnya setelah pertunangan. Setelah berpikir matang-matang serta mengingat perkataan almarhum sebelum meninggal, akhirnya kami memutuskan untuk menikah.
Ternyata rencana pernikahan kamipun tidak berjalan mulus. Seperti yang sudah saya ceritakan beberapa kali dalam blog ini (Married by Accident, Pernikahanku) rencana pernikahan kamipun harus dipercepat karena suami mengalami kecelakaan. Di hari pernikahan, suamiku yang belum pulih dari sakitnya duduk di hadapan papah. Mengucapkan kabul dengan lancar. Inilah "Perjanjian Yang Kuat" antara dua anak manusia yang disaksikan oleh Allah. Semoga kami dapat menjaga pernikahan ini, menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta menjadikannya pernikahan yang diberkahi oleh-Nya. Aamiin.
Manusia memang hanya dapat berencana, tapi Allah yang memiliki kuasa dan kehendak. Dia yang selalu memberikan rencana baik kepada umat-Nya. Selalu ada kemudahan dalam setiap kesusahan. Saya berharap ini menjadi pernikahan terakhir kami. Semoga ujian-ujian yang kami lewati menjadi perekat cinta dan pernikahan kami. Buat saya, suami adalah sosok pria pendiam yang bertanggungjawab, dewasa, sederhana dan memiliki pemikiran maju kedepan. Memang terdengar klise tapi begitulah adanya. Pria pendiam yang membuat saya jatuh hatipenasaran, hehe.
Setiap orang pastinya memiliki pengalaman yang berbeda untuk mencapai Perjanjian yang kuat. Yang terpenting adalah mereka dapat memahami dan memaknai perjanjian yang kuat tersebut, sehingga mereka dapat menjaga perjanjian yang kuat tersebut sampai akhir hayatnya.
Setelah pacaran lebih dari 5 tahun, akhirnya kami memutuskan untuk bertunangan. Itupun belum langsung menetapkan tanggal pernikahan karena memang belum berencana langsung menikah. Selang setahun setelah pertunangan, ayahanda suami meninggal dunia dan kamipun menyesal karena menunda-nunda pernikahan. Penyesalan memang selalu hadir di belakang, teringat perkataan almarhum yang menginginkan kami menikah secepatnya setelah pertunangan. Setelah berpikir matang-matang serta mengingat perkataan almarhum sebelum meninggal, akhirnya kami memutuskan untuk menikah.
Ternyata rencana pernikahan kamipun tidak berjalan mulus. Seperti yang sudah saya ceritakan beberapa kali dalam blog ini (Married by Accident, Pernikahanku) rencana pernikahan kamipun harus dipercepat karena suami mengalami kecelakaan. Di hari pernikahan, suamiku yang belum pulih dari sakitnya duduk di hadapan papah. Mengucapkan kabul dengan lancar. Inilah "Perjanjian Yang Kuat" antara dua anak manusia yang disaksikan oleh Allah. Semoga kami dapat menjaga pernikahan ini, menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta menjadikannya pernikahan yang diberkahi oleh-Nya. Aamiin.
Manusia memang hanya dapat berencana, tapi Allah yang memiliki kuasa dan kehendak. Dia yang selalu memberikan rencana baik kepada umat-Nya. Selalu ada kemudahan dalam setiap kesusahan. Saya berharap ini menjadi pernikahan terakhir kami. Semoga ujian-ujian yang kami lewati menjadi perekat cinta dan pernikahan kami. Buat saya, suami adalah sosok pria pendiam yang bertanggungjawab, dewasa, sederhana dan memiliki pemikiran maju kedepan. Memang terdengar klise tapi begitulah adanya. Pria pendiam yang membuat saya jatuh hati
Setiap orang pastinya memiliki pengalaman yang berbeda untuk mencapai Perjanjian yang kuat. Yang terpenting adalah mereka dapat memahami dan memaknai perjanjian yang kuat tersebut, sehingga mereka dapat menjaga perjanjian yang kuat tersebut sampai akhir hayatnya.
Pernikahan adalah perjanjian yang kuat di hadapan Allah. Al-Qur'an hanya menyebutkan tiga peristiwa yang termasuk mitsaqan ghaliza: Pertama, perjanjian Allah dengan Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa. Kedua, perjanjian Allah dengan Bani Israel. Ketiga, perjanjian dua anak manusia di dalam pernikahan, 'arsy (kursi) Allah akan berguncang manakala ada sepasang suami istri bercerai. (Hal. 170, Perjanjian yang kuat (mitsaqan ghaliza), Leyla Hana)
"...Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu, perjanjian yang kuat." (QS. An-Nisaa [4]:21)
kadang merasa lebih sulit mempertahankan daripada mendapatkan :D
ReplyDeletesaya mendapatkannya juga sulit, Mbak. Gimana dong? hehe
DeleteHellooo mak...thank you very much for stopping by again to my blog...aihh..cinta monyetnya berjalan langgeng ya..It's always exciting to come across another love story...full of bliss...
ReplyDeleteur welcome, Mak. Thanks for stopping (again) to my blog. hihi
DeleteAamiin.
uwah sejak SMP ya hehehe....baarokalloh mak^^
ReplyDeleteAamiin.
DeleteAamiin, smeoga makin kuat ya
ReplyDeleteAamiin
DeleteJika niatnya lurus maka perjanjian itu semakin lama akan semakin kokoh kuat Jeng
ReplyDeleteSalam hangat dari Surabaya
Aamiin.
DeleteSepertinya harus minta resep pernikahan supaya awet ke Pakde neh, hehe
Wah dari SMP! saluutt... semoga hapily ever after ya maak, aamiin
ReplyDeletenyambung nyambung, Mak.
DeleteAamiin
hmm, perjalanan panjaaang bener yaa mak,
ReplyDeletejadi ngelirik ke kisah cinta sendiri nih yg jg putus nymbung sm seseorg *eh malah curhat :p
iya, semoga pernikahannya juga berjalan panjang. Aamiin.
Deletebiasanya yg putus nyambung malah yg jodoh, Mak :D
Wah,salut lama juga kenalnya ya,ternyata jodoh. Semoga pernikahannya langgeng
ReplyDeleteAamiin.
DeleteIhiy kilas balik :") cuitttttt.....
ReplyDeletecikiciuwww
Deletesemoga semakin langgeng ya mbak :), cieee nostlagia ya hihihih
ReplyDeleteAamiin.
Deleteuhuyyy
Smoga samara Makk...
ReplyDeleteAamiin. Makasih, Mak ^^
Deletedr cinta monyet, lanjut ke cinta beneran ^_^
ReplyDeletelha kita bukannya sama, Mak *sok nyama-nyamain*, hehe
Deletewah romantis kali kisah cintanya, semoga selalu bahagia hingga akhir hayat
ReplyDeleteAamiin.
DeleteMakasih, Mak Lisa ^^
Long lasting banget, maak.. makasih ya udah ikutan :D
ReplyDeleteihiy,
Deletesama2, Mak ^^
Wah lama banget kenalnya, berarti sudah kenal luar dalam ya mak hehehe, tapi itulah kuasa Allah, yang namanya jodoh pasti gak bakalan lari, meski bolak balik putus akhirnya nyambung juga
ReplyDeleteSemoga langgeng ya mak
Terima kasih sudah mampir di blogku
Aamiin.
Deletesama2, Mak. Makasih juga sudah mampir ke blogku
bisa di bilang berawal dari 'perselingkuhan' berakhir dengan perjanjian yg kuat ... heuehueh
ReplyDeletekayanya kata "selingkuh" kurang tepat deh, Mas
Deleteaduuh jadi malu, saya sudah 3 tahun kenal, 1 tahun lirik2 dan pendekatan, 1 tahun pacaran, trus baru putus, hehhe semoga sperti kisah mbak
ReplyDeleteNice Story..
ReplyDeleteSemoga aku bisa bisa gitu. Tp gk pake putus nyampung. Aminnn.
ReplyDeleteBtw langgeng trs kak hubungannya aminn