Mas Wahyu tidak pernah absen untuk menjemputku tiap sore. Tapi aku tak tahu mengapa dia belum juga menjemputku, padahal aku sudah berdiri menunggunya selama 2 jam.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau di luar jangkauan area, mohon mencoba lagi atau tekan bintang untuk meninggalkan pesan". kalimat itulah yang ku dengar selama 2 jam terakhir ini.
"Kemana saja kamu, Mas. Aku sudah menunggu 2 jam. Di telpon tidak ada yang aktif. Kalau telat jemput itu bilang dong". Aku berbicara tak berhenti dengan nada tinggi.
Dengan wajah yang tenang, dia menjawabku "hayuk, kita pulang sepertinya akan hujan".
Malam itupun kami lewati dengan suasana dingin dan temaram, hanya rinai hujan yang menemani perjalanan.
***
Mas
Wahyu hanya terdiam memandangi makanan di piringnya sambil mengenggam
peralatan makannya. Baru kali ini ku lihat wajah kaku membingkai
wajahmu. Sekali lagi aku mencoba berbicara padanya
"Kamu itu maunya apa? Kalau memang masih marah, jangan di meja makan." Kataku dengan kesal
Dia masih tetap terdiam dan tak kunjung memberikan respon atas perkataanku
"Kamu itu maunya apa?" lagi-lagi kuulang perkataan yang sebenarnya sudah sering kuucapkan di depannya. Namun kali ini, dia membanting peralatan makan di atas meja "brak...prang".
Aku hanya terdiam tanpa kata melihat ekspresi Mas Wahyu kali ini. Wajahnya memerah dan kulihat nafasnya menderu. Sekilas kulihat dia memegang dadanya dan terkulai lemas.
"Pah,,tolong...tolong...Pah, Mas Wahyu pingsan...Papahhhhh" teriakku memanggil Papah ketika Mas Wahyu terkulai lemas dihadapku. Tidak lama kemudian mobil ambulans datang membawa Mas Wahyu ke Rumah Sakit.
"Mas, yang kuat ya. Sebentar lagi kita sampai di Rumah Sakit" kataku menguatkannya.
***
Aku mengingat kembali keterlambatannya minggu lalu.
"Maaf, Dek. Aku terlambat menjemputmu karena ada kerjaan mendadak" jelasnya singkat ketika itu.
Mas, kamu selalu saja pandai menyimpan masalahmu. Kamu yang selalu saja melindungiku bahkan kamu tidak ingin aku mengkhawatirkanmu karena penyakitmu ini. Tapi aku bersyukur mengetahui semuanya sebelum terlambat. Gumanku dalam hati seraya menemaninya di ICU
- terinspirasi dari undangan pernikahan teman kantor-
jumlah kata : 318
jumlah kata : 318
Noviawahyudi - 230513
No comments:
Post a Comment
Please kindly write your comment... Thanks in advance for comment ... wishes my blog inspire you... ^^ |