Selama perawatan pasca bersalin di RSB Asih, saya juga mendapat kunjungan dari Dokter Rika (Dokter Laktasi). Menurut Dokter Rika, ASI saya banyak. Meskipun ketika diperah di Ruang Menyusui hasilnya hanya 20 ml, malahan yg pertama hanya 5 ml. Tapi hasil perahan tidak menunjukkan produksi ASI yang sebenarnya.
Tidak seperti waktu bersalin Arfan, Ketika IMD (Inisiasi Menyusui Dini) #BabyAi ASI sudah mulai merembes. Selama pemulihan pasca bersalin, #BabyAi juga langsung menyusu (Ketika Arfan lahir, dia sempat dikasih sufor karena gula darah rendah efek bayi besar dan ASI belum keluar. Arfan baru bisa menyusu hari ketiga setelah bersalin). Meskipun ASI sudah melimpah ruah dari awal, #BabyAi menyusunya tidak seperti Arfan. #BabyAi tidak terlalu sering menyusu.
Hari ketiga setelah bersalin, saya dan #BabyAi diperbolehkan pulang. #BabyAi juga belum sering menyusu. Mungkin benar kata orang bahwa anak perempuan intensitas menyusunya berbeda dengan anak laki-laki. Setelah pulang dari RS, jika #BabyAi tidak menyusu, saya langsung memompa ASI (sepertinya yg pernah saya tulis dalam artikel Kapan Memulai Stok ASIP , pompa ASI memang baiknya dilakukan ASAP alias As soon as possible after baby born). Apalagi perlengkapannya juga sudah siap (pakai breastpump bekas Arfan, hehe).
Jadi, kapan waktu yg tepat untuk memulai stok ASIP?
Setelah ASI keluar, sebaiknya langsung dipompa. Apalagi intensitas menyusui pada awal kelahiran biasanya tidak terlalu sering. Bayi diharapkan bisa menyusu setiap 3 jam melalui 1 Payudara. Payudara yg satunya bisa dipompa deh.
Berhubung saya melakukan pompa ASI dari hari ketiga setelah bersalin, beberapa botol hasil perahan masih terlihat kuning (masih ada kolostrumnya). Karena sudah memulai dari hari ketiga, saat ini stok ASIP saya juga sudah lumayan banyak. Bahkan saya sampai menyewa freezer khusus ASI karena freezer kulkas sudah tidak muat. Alhamdulillah ASI melimpah.
Memulai perah ASI sesegera mungkin setelah melahirkan dapat menstimulasi produksi ASI di PD. Sehingga PD terus berproduksi dan mengurangi pembengkakan PD. PD bengkak bukan berarti ASI melimpah, melainkan karena kelenjar ASI terhambat oleh ASI yang tidak keluar.
So, are you ready for pumping, Busui? ;)
Semangat ASI
semangat merahnya ya sebelum kembali kerja
ReplyDeleteIya, Mak Lid.
DeleteMakasih ya ;)
Wah jadi kangen masa masa itu juga mak. Semangat ya :-)
ReplyDeletesangat bersemangat, Mak.
Deletemakasih ya ^^
Semangat ASIX ya Mak ^_^
ReplyDeletesama2, Mak. Semangat juga ya
DeleteSependek yg saya tahu, jika bayi yang menyusu, maka kata yg tepat adalah menyusu "baby A menyusu dengan semangatnya" atau "baby A terlihat ingin sekali menyusu pada ibunya".
ReplyDeleteKata menyusui lebih tepat untuk "ibu menyusui (memberikan susu) kepada bayinya" atau "saya menyusui baby A dengan penuh semangat". Bener ga mak? *cmiiw. Maaf jika tidak berkenan ya maakk ;)
makasih koreksinya, Mak
Deletesekarang jarang banget ngecek tulisan lagi. Jadinya suka kepleset neh, hehe
pertama kali lihat payudara di pompa waktu Mbakku punya anak pertama, kok kalau lihat kadang - kadang geli sendiri, hehehehee...
ReplyDeletemaap mak, komentar yang belum nikah :D
dulu pas awal pumping, saya juga malu kalo ada yg ngeliatin. Tapi mah sekarang sering diobral, abisnya kalo lagi ga bawa apron dan harus pumping diruangan menyusui, mau ga mau kan pasti diliat juga sama sesama busui, hehe
Deleteih, gapapa, Mbak Sari. nanti juga biasa kalo dah ngerasain :D
Iya dua anakku juga beda intensitas menyusunya. Vivi dulu menyusu di salah satu PD aja udah kenyang. Klo Faris 2 PD aja masih kurang. Sayang banget saya dua2nya enggak bisa ASIX. Semoga mereka berdua sehat2 sampe besar nanti.
ReplyDeletegapapalah, Mak Uniek. Sing penting vivi dan faris sehat.
Deleteaamiin
ayooo semangat ya mak, demi buah hati tercinta.... :)
ReplyDeleteinsha allah semangat, Mak Nengnong.
Deletemakasih supportnya *tjipok
ilmu baruuuuu.. nanti say ajuga mau ngasih ASI eksklusif aja, itung2 hemat heheheh
ReplyDeleteiya, kalo bisa sampe dua tahun hemat banget, Mbak
Deleteanakku yg pertama campur. Jadina boros di sufor dan diapers, haha