Wednesday, February 4, 2015

Persalinan : kedua itu lebih mendebarkan

Myesha Aysha Virendra - si bule cantik ^,^
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat pertolonganNya, saya bisa bersalin normal spontan tanggal 23 Desember 2014 lalu. Alhamdulillah lengkap sudah amanah yg Allah SWT berikan kepada kami. Saya melahirkan bayi perempuan dengan berat 3,975 Kg dan panjang 51 Cm dibantu oleh Dokter H. Nurwansyah dan beberapa bidan di Ruang bersalin VK II RSB Asih.

Persalinan kedua ini sangat berbeda dengan yang pertama. Menurut saya, persalinan kedua ini lebih mendebarkan ketimbang persalinan pertama. Berhubung saya belum menuliskan pengalaman persalinan pertama, jadinya akan ada sedikit cerita persalinan pertama di cerita ini. Ish, Kebanyakan basa basi, ini kapan nulisnya? Haha 

Tanggal 22 Desember 2014 lalu, saya Memang sudah tidak bekerja alias cuti bersalin. Awalnya saya ingin mengajukan cuti pas HPL (Hari Perkiraan Lahir) saja. Menurut perhitungan hari terakhir menstruasi, HPL saya adalah tanggal 27 Desember 2014. Tadinya mau cuti bareng libur natal aja, tapi melihat Hasil Perkiraan dari USG Selalu Maju 1 minggu, jadinya saya putuskan untuk memajukan cuti.

Seminggu sebelum cuti, saya sudah menuliskan tanggal berapa akan melahirkan dan mempersiapkan Nama si bayi. Saya menuliskan tanggal 22 Desember 2014 sebagai hari bersalin dan menuliskan Hal apa saja yang mesti dipersiapkan Ketika bersalin. Kenapa tanggal 22? Alasannya sih karena tidak mau terlalu lama cuti sebelum melahirkan dan setidaknya bisa lebih lama sama Debi bala-bala alias dede bayi. Selain itu, Dokter Nurwan prakteknya hari Senin sampai rabu, sehingga kalau mengikuti HPL, saya khawatir beliau tidak dapat dengan segera menangani saya karena HPL hari Sabtu. Kalau alasan Kenapa saya menuliskan tanggal dan rencana bersalin? Sejak beberapa tahun belakangan ini, saya percaya bahwa apa yang direncanakan/diinginkan dapat terwujud dengan menuliskannya dalam sebuah kertas (semacam sugesti ke alam bawah sadar / hipnotis - hehe). Alhamdulillah Selama ini rencana yang saya tulis Selalu terwujud. Eh, tapi pas bersalin ini, rencananya meleset sehari deng, hehe.

Back to topic. Hari senin tanggal 22 Desember 2014 mulai dari jam 10 Pagi, flek sudah muncul. Seharusnya hari ini saya Memang dijadwalkan untuk kontrol dengan Dokter Nurwan, tapi beliau berhalangan praktek sehingga saya pun memundurkannya menjadi esok hari. Karena flek sudah muncul dari Pagi, saya coba estimasi jangka waktu untuk bersalin. Saya memperkirakan sebelum jam 12 malam sudah bisa bersalin karena persalinan pertama jam 1/2 2 dini hari setelah flek dari Pagi. Katanya persalinan kedua lebih cepat ketimbang pertama, Makanya saya memperkirakan sebelum jam 12 malam sudah bersalin.

Meski Belum merasakan kontraksi, saya sudah mewanti-wanti suami untuk tidak lembur. Efek sudah pernah melahirkan membuat saya lebih deg-degan menghadapi persalinan ini. Selain itu, rasa sok tau dengan tanda-tanda bersalin bikin saya lebih waspada dengan segala pertanda yang datang.

Kang Mas sore sudah di Rumah. Saya juga sudah Siap-Siap jika sewaktu-waktu kontraksi ataupun tanda-tanda akan bersalin muncul. Saya perkirakan jam 9 malam sudah bisa kontraksi dengan pembukaan 5. Ternyata Perkiraan saya meleset. Jam 9 malam tidak terjadi apa-apa dan sampai jam 12 malam pun tidak terjadi kontraksi. Akhirnya saya putuskan untuk tidur. (Ini tuh bener-bener sok tau akut, haha)

Sekitar jam 1 dinihari, saya mulai sering bolak-balik ke toilet dan sesekali mulai terasa mules. Saya sudah tidak bisa tidur,  perasaan makin tidak karuan dan mulai menebak-nebak apakah sudah waktu nya bersalin. Jam 3 dinihari, Ketika saya mules sudah mulai teratur tiap 10 menit sekali, saya coba berjalan mondar-Mandir keliling kamar. Pas lagi berusaha tenang, eh si Arfan malah hampir jatuh dari tempat tidur, refleks saya tangkap, untung tidak jatuh (Ada-Ada Aja deh, Bubun lagi mules, anaknya Malah hampir jatuh --").

Pas Arfan hampir jatuh, Kang Mas bangun. Jadinya sekalian Aja minta di anter ke RS. Daritadi mau bangunkan Kang Mas tidak tega, karena tadi baru tidur jam 12. Arfan jadi ikut kebangun. Akhirnya minta tolong Nenek nemenin Arfan.

Adzan Subuh, saya dan Kang Mas sampai di UGD RSB Asih. Akhirnya diperiksa CTG Selama 30 menit. Selama di CTG, saya masih bisa cekikikan dengerin tetangga sebelah lagi teriak-teriak menahan rasa sakit kontraksi. Ini nih yang bikin stress kalau Belum apa-apa sudah di RS, stress karena Denger tetangga yang sudah mau bersalin --". Tiap Kali mules datang, saya per banyak baca wirid doa hamil dan bersalin. Hasil CTG dan periksa dalam menunjukkan Belum ada nya pembukaan tapi kontraksi sudah muncul meskipun Belum teratur  (kuciwa berat T,T). Menurut Dokter jaga, Kalo kondisi kontraksinya masih seperti ini, kemungkinan baru bisa bersalin lusa/ Hari Rabu. Dokter Nurwan Ketika di Telpon oleh Dokter jaga menyarankan agar saya pulang terlebih dahulu. Saya sudah kecewa berat neh karena sudah yakin Ada pembukaan, ternyata malah Belum Ada sama sekali, hiks hiks.

Sebelum sampai di Rumah, saya meminta Kang mas untuk menurunkan saya di depan gang Rumah. Saya ingin jalan-jalan Pagi dulu, niatnya cari udara segar sekaligus menghilangkan rasa kuciwa :D. Setelah 15 menit jalan kaki keliling jalananmdekat Rumah, saya lantas pulang. Sesampainya di Rumah, Arfan masih tidur, jadinya saya ikutan tidur aja biar lupa Kalo Belum pembukaan (tetep ye Sakitnya tuh Disini karena Belum pembukaan  ;D).

Tidur Sepertinya juga bukan pilihan yang tepat menghilangkan galau, karena saya tidak dapat tidur nyenyak. Malahan kontraksi mulai sering muncul dari jam 10 Pagi. Saya mulai gelisah tapi mencoba melakukan aktivitas seperti biasa. Jam 11, kontraksi muncul teratur dan rasanya mulai tak tertahankan. Pas lagi nahan kontraksi, Mbak Echa Telpon, dia khawatir banget karena tidak Ada kabar dari aku semalaman :D.

Saya sudah minta Kang Mas untuk mengantar ke RSB. Karena kejadian tadi Subuh, Kang Mas sempet tidak mau, takut kejadian tadi pagi keulang --". Kata mama, Kalo Anak perempuan biasanya emang lama prosesnya, dandan dulu biar kece, hehe (eh, tapi bisa jadi menicure dulu kali ya karena si Debi kukunya lentik kaya abis menicure, haha). Berhubung sakitnya sudah ditahan dari jam 10, akhirnya sempet ngomel juga sama Kang Mas karena tidak mau anter. Jam 12 akhirnya Kang Mas mau juga mengantar ke RSB. Untung perjalanan tidak terlalu macet, Kang Mas sudah ngebut aja Ketika saya sesekali teriak kesakitan.

Sesampainya di RSB, saya langsung ke UGD dan diperiksa dalam. Alhamdulillah sudah pembukaan 5, bidan jaga langsung meminta saya berganti pakaian dan masuk Ruang Bersalin VK II. Kang Mas masih mengurus administrasi di Lobby. Meski sudah pernah bersalin normal, tetep Aja rasanya mendebarkan. Tapi saya berusaha tenang, beda banget dengan persalinan pertama yang menghebohkan RS malem-malem buta, hehe. 

Di Ruang bersalin VK II, bidan meminta saya untuk berbaring dengan posisi miring. Lagi berusaha menenangkan dan menahan sakit, eh disuruh telentang lagi :D. Dan saya baru tahu banyak proses dan prosedur yang harus dilakukan sebelum bersalin, saya tidak mengalaminya Ketika persalinan pertama karena saya dirujuk dari bidan untuk operasi meskipun akhirnya bisa bersalin normal (kondisi sudah Siap bersalin karena pembukaan lengkap dan kepala Arfan sudah nonggol).

Di Ruang bersalin VK II. Hal yg pertama dilakukan adalah mengecek tensi darah yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan CTG Selama 30 menit. Kondisi sudah mulai tidak nyaman karena kontraksi yang mulai kuat dan kadang tak tertahankan :(. Setelah CTG selesai, dilanjutkan dengan tes darah (lagi mules-mules, darah pake diambil segala T,T). Setelah itu, saya masih diminta untuk periksa urine (Nah, ini bagian yang paling tidak Enak. Soalnya lagi mules gitu harus turun dari tempat tidur dan jalan ke toilet serta harus pipis. Perjuangan banget deh jalan dan pipis sambil nahan mules). Setelah itu, saya tinggal menunggu pembukaan lengkap dan menunggu Dokter Nurwan. Kang Mas sudah siap mendampingi saya bersalin.

Bidan sempat mengajari posisi yang baik untuk mengejan seraya mewanti-wanti saya untuk tidak mengejan sebelum waktunya. Meskipun akhirnya saya beberapa kali mengejan sebelum waktunya karena ketuban sudah pecah. Agak sulit menahan untuk tidak mengejan ketika ketuban sudah pecah. Saya diminta untuk ambil nafas dalam dan mengeluarkannya dari mulut ketika keinginan untuk mengejan muncul. Saya sempat bicara ke Kang Mas mengenai tidak diberikannya obat penahan sakit dan menurut Kang Mas kalau saya diberikan obat penahan sakit, bisa jadi saya tidak dapat melakukan apa-apa apalagi mengejan.

Akhirnya Pembukaan sudah lengkap dan dokter pun langsung mengintruksikan untuk mengejan. Awalnya saya sempat salah mengejan tetapi bidan langsung mengintruksikan yang benar. Mengejan yang benar itu adalah dengan mengadu gigi bukannya teriak/mengeluarkan suara. Alhamdulillah setelah sekitar 4 kali mengejan, Dede bayi lahir dengan sehat dan selamat ke dunia.

Selama bersalin, Alhamdulillah Kang Mas mendampingi dan memberikan dukungan kepada saya (persalinan pertama Kang Mas tidak sempat mendampingi karena repot mengurus administrasi --"). Dokter Nurwan bahkan menawari Kang Mas untuk memotong tali pusat debi dan tawaran itu langsung diiyakan oleh Kang Mas. Kang Mas mendampingi hingga semua proses bersalin selesai. Debi juga langsung IMD, proses IMD lumayan lama (beda dengan Arfan yang hanya sebentar dan langsung masuk inkubator). Kang Mas baru bisa mengAdzani dede bayi setelah dia dipindahkan ke inkubator.

Saya baru dipindahkan ke ruang perawatan 3 jam setelah bersalin. Sedangkan Debi diobservasi dulu selama 6 jam. Sekitar jam 10 malam, Debi baru dipindahkan ke ruang perawatan saya.

Persalinan kedua ini penuh dengan perjuangan dan mendebarkan. Saya harus mengejan dan benar-benar merasakan prosesnya, berbeda dengan Arfan yang terpaksa di Vacuum karena saya tidak punya tenaga untuk mengejan (mungkin juga efek obat penahan sakit kali ya). Masya juga bisa menahan sakitnya kontraksi ataupun sesekali menahan keinginan untuk mengejan.

Alhamdulilah Debi lahir sehat dan selamat. Semoga Debi menjadi anak yang sholelah. aamiin.

Sekian cerita persalinan kedua saya. ^^

22 comments:

  1. biasnaya yang mendebarkan kan anak pertama hehehe...tapi deg2an jugalah namanya juga mau lahiran,alhamdulillah debay sehat^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. anak pertama bukan mendebarkan tapi sakit banget, Mak. hehe

      Alhamdulillah sehat. Makasih, Mak

      Delete
  2. Barakallah ya mba Novia. Semoga mama dan dede bayi sehat. Dedenya jd anak soleh/ah :)

    ReplyDelete
  3. jadi ikut deg-degan bacanya mak. Allhamdulilah semua lancar ya

    ReplyDelete
  4. Akkhhh cerita ttg persalinan slalu bikin berdebar...selamat y mak, dede bayinya lucuuu *kiss

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mak. Pasti bikin dag dig dug.

      Makasih, Mak :* *kissbalik*

      Delete
  5. Selamat ya mak atas ke lahiran anak keduanya.
    Saya lahiran pertama, normal diinduksi. Abis itu kapok lahiran normal *cement yak.
    Lahiran kedua, bukan Ga naik2, udah semaleman tetep aja bukan 3, akhirnya sesar deh. Hehehe.

    Salam kenal ya mak.
    Akuratu.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya, Mak.

      kata temen yg pernah diinduksi, rasanya emang luar biasa sakit kalo pake induksi. apalagi lahiran anak pertama, kalo awalnya udah berat, bisa bikin kapok ya, Mak.
      yg penting anaknya lahir dengan sehat dan selamat ya, Mak

      salam kenal juga, Mak Ratu

      Delete
  6. selamaat yaa Maak!
    kalo denger cerita persalinan jadi pada ngilu n nyengir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mak

      denger? baca kali, Mak. hehe *piss ah

      Delete
  7. ceritanya memang mendebarkan sekali ya maak..kebayaaang..aku persalinan kedua dapet 'bonus' epidural...tapi tetep aja ngedennya lama, karena Obi 3.86 waktu lahir :)..selamat sekali lagi untuk dedenya yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih, Mak Indah.

      iya, Ai juga harus bbrp kali ngeden karena gede, hehe.

      Obi gede juga ya.

      Delete
  8. ini mah bukan wordless.. Mak, tapi ceritanya benar-benar mendebarkan ya Mak.. Selamat datang ke dunia ya Dede :) Moga bahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang bukan, Mak. kan bingung pilih foto makanya malah jadi artikel.

      makasih, Mak. Aamiin

      Delete
  9. Baru tahu, kalau suami boleh ikutan motong tali pusar dedek bayi. Maklum Mak, lahiran kemaren sesar, hihihi...

    Selamat yaaa~

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mak. kemarin dokternya sendiri yang nawarin. waktu yg pertama mah ga bisa, hehe

      Delete
  10. aaah pengalamaan luar biasa .. sakit ga sih bu ? hahahahaha :D saya takut sendiri ntar gimana kalau suatu saat hamil

    ReplyDelete
    Replies
    1. engga sakit kok, Bu. sakitan digigit semut :D
      ga sah takut, dinikmati aja

      Delete
  11. Selamat ya bund? persalinan keduaku gak bisa terselamatkan.

    ReplyDelete

Please kindly write your comment... Thanks in advance for comment ... wishes my blog inspire you... ^^ |

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...