Monday, May 20, 2019

Pembuatan Kompos oleh anak usia 3 tahun

Anak-anak Panen Kompos
Anak-anak dari komunitas BirthClub 2016 sedang panen kompos

Pembuatan Kompos oleh anak usia 3 tahun. Saya yakin banyak yang bertanya, "Emang bisa?". Jawabannya "Bisa banget". Karena hakikatnya kompos terbuat dari sampah organik yang banyak ditemui di Rumah. Jadi, tidak hanya orang dewasa, anak usia 3 tahun juga bisa membuat kompos, tentunya dengan bimbingan orang tua.

Sabtu kemarin, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Workshop Pembuatan Kompos yang diselenggarakan oleh Komunitas BirthClub2016, Dompet Dhuafa dan Kebun Kumara yang berlokasi di Kebun Kumara Situ Gintung. Kegiatan ini merupakan salah satu program Dompet Dhuafa Green Ramadhan yang mengangkat topik #Lesswaste. Sehingga peserta diharapkan dapat mengubah sampah ramadhan menjadi berkah. Selain itu, peserta diminta untuk membawa sendiri perlengkapan makan dan minum, potluck untuk takjil, plastik sampah dan diharapkan sampah yang dihasilkan bisa dibawa sendiri (meminimalisir penggunaan pembungkus makanan ataupun kantong plastik).



Saya bersyukur sekali bisa ikut berpatisipasi dalam kegiatan ini, karena saya jadi mengetahui cara pembuatan kompos yang ternyata sangat mudah dan hampir semua limbah rumah tangga bisa digunakan untuk kompos. Jadi, kalau selama ini saya selalu mengandalkan tukang sampah untuk membuang limbah rumah tangga, semoga kedepannya saya bisa mengolahnya sendiri menjadi kompos. Selain pengetahuan tentang pembuatan kompos, saya juga senang melihat anak-anak ikut bereksplorasi dan menyatu dengan alam (duh, sayangnya Rae tidak ikut, jadinya saya hanya bisa lihat antusias anak-anak yang ikut kegiatan ini).

Meja Registrasi
Registrasi dulu, mam. Hehehe

Kegiatan diawali dengan registrasi peserta di meja depan. Jangan lupa taruh potluck yang sudah dibawa di meja yang telah disediakan. Setelahnya cari tempat duduk yang nyaman. Tidak lama berselang ada sambutan oleh Momin Komunitas BirthClub2016, perwakilan Dompet Dhuafa dan presentasi singkat dari Kebun Kumara. Pihak Kebun Kumara juga menjelaskan apa itu kompos, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kompos serta cara pembuatan kompos.
Pengertian Kompos menurut Wikipedia adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). 
Pada dasarnya ada 4 Bahan yang dibutuhkan dalam membuat kompos, yaitu:
  1. Udara 
  2. Air
  3. Sampah Coklat
  4. Sampah Hijau
Sampah Coklat disini bukan coklat kadarluasa atau coklat yang sudah tidak enak dimakan ya. Tapi sampah coklat disini adalah sampah yang mengandung karbon. Contoh sampah coklat adalah serbuk gergaji, serutan kayu, jerami, daun /rumput kering (daun hijau masuk kelompok sampah hijau karena masih mengandung klorofil),  segala turunan pohon (seperti rol tisu, kertas, ataupun tisu, tapi tisu basah tidak termasuk sampah yang bisa digunakan untuk kompos alias non-organik), dsb.

Sedangkan Sampah Hijau adalah sampah yang mengandung nitrogen. Contoh sampah hijau adalah sisa makanan, sayuran, buah, daun/rumput segar, sampah dapur (nah ini penting banget kan karena pasti ada di rumah, hehehe) termasuk ampas teh/kopi (meski warnanya coklat, tidak termasuk dalam sampah coklat karena mengandung nitrogen, posfor dan kalium).
Cara Pembuatan Kompos yang paling sederhana karena bisa di dalam ruangan atau lahan yang sempit, yaitu :
  1. Gunakan ember atau container yang sudah diberi lobang. Fungsi lobang disini adalah untuk hewan atau mikroorganisme keluar masuk dan yang paling penting adalah untuk drainase air.  (bisa lihat divideo di pos 1 ya. Kak Ara pegang wadah untuk pembuatan kompos di dalam ruangan).
  2. Berhubung dilakukan di dalam ruangan, jadi setidaknya punya 2 wadah ya. Wadah yang berukuran lebih besar digunakan untuk menampung wadah kecil yang sudah dilobangin. Wadah lebih besar juga ditaruh sampah coklat sebelum ditaruh wadah kecil, fungsi sampah coklat adalah untuk menyerap air.
  3. Kemudian taruh taruh sampah coklat dengan perbandingan 2:1 dengan sampah hijau (ini tuh jadi seperti bikin kue lapis aja. Coklat, hijau, coklat, hijau dst). Bagian atas dan bawah itu diharuskan sampah coklat. Fungsi sampah coklat dibagian bawah adalah menyerap air, sedangkan dibagian atas adalah untuk menutup bau. Agar penguraian lebih cepat, diharapkan sampah dibuat dalam ukuran kecil atau halus (misal sampah kertas, sebaiknya digunting atau disobek menjadi kecil-kecil. Bisa juga menggunakan sampah kertas yang sudah dihancurkan, biasanya limbah kertas di kantor, hehehe)
  4. Jangan lupa disiram air sebelum ditutup.  Disiram sampai benar-benar lembab seperti busa (lembab gimana gitu). 
  5. Setelah disiram, jangan lupa ditutup supaya tidak ada yang nongol selama pengkomposan, hehehe
  6. Proses pengkomposan itu 14-18hari sampai kompos siap panen. Prosesnya pun dihitung sejak kita sudah tidak menambahkan sampah, jadi misalkan kamu sudah melakukan proses 1-5 tapi besoknya kamu masih nambahin sampah coklat, dihitungnya ya H+1 setelah nambahin sampah coklat. 
  7. Setelah hari keempat, ada baiknya kompos dibalik (dalam artian kompos atas diaduk kebawah dan yg dibawah diaduk ke atas). 
Container untuk kompos Indoor
Container yang digunakan untuk membuat kompos indoor
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk praktek pembuatan Kompos. Saya termasuk anggota kelompok 3 yang terdiri dari Mom Ayu, Mom Amel, Mom Rini, Mom Novi, Mom Rani dan Mom Deara. Setelah dibagikan kelompok, perwakilan dari Kebun Kumara dalam hal ini di kelompok 3 adalah Kak Ara mengulang kembali materi kompos yang sudah disampaikan. Dalam penjelasannya, saya makin tahu bahwa hampir semua limbah rumah tangga bisa dijadikan kompos. (Lihat videonya ya).


Saya juga baru tahu yang namanya Banci (Banana Circle). Banana Circle adalah salah satu komponen permaculture di wilayah tropis. Salah satu fungsi utamanya adalah produksi kompos. Namun untuk bahan komposnya harus kering. Dalam artian sampah coklat yang digunakan hanyalah daun/rumput kering dan sampah hijaunya juga daun/rumput kering (tidak bisa menggunakan sisa makanan atau limbah dapur karena dikhawatirkan akan mengundang hewan yang bisa merusak kompos.

Setelah pengulangan singkat tentang kompos, kami lanjut ke pos 2 yaitu pembuatan kompos (yeayyyy). Berbeda sedikit dengan pembuatan kompos di dalam ruangan, pembuatan kompos ini dilakukan dengan cara wadah yang sudah dilobangi ditanam (jadi tidak menggunakan wadah yang lebih besar tapi langsung ditanam ke dalam tanah). Fungsi ditanam sama seperti wadah besar di dalam ruangan adalah menyerap air. Selain itu dengan ditanam, otomatis hewan pengurai bisa keluar masuk dari wadah ke tanah. Sedangkan untuk proses pembuatan kompos diluar ruangan tahapannya sama dengan di luar ruangan.

Ketika praktek pembuatan kompos ini, anak-anak sangat antusias. Mereka asyik sekali memasukkan serutan kayu (si sampah coklat) ke dalam ember yang disediakan sebelum dimasukkan wadah kompos. Saking asyiknya sampai tidak mau berhenti memasukkan bahan ke dalam ember. Seperti judul artikel ini, mereka membuat kompos dengan bimbingan orang tuanya lho. Ternyata semudah itu membuat kompos, anak balitapun bisa! Bahkan mereka lebih antusias memegang bahan-bahannya meski yang dewasa masih ragu karena kotor dll, hahaha.

Ampas teh dan Kopi termasuk sampah hijau
Ini ampas teh dan kopi yang akan dibuat kompos.

Ya intinya kompos bisa dibuat anak usia 3 tahun dengan catatan bahwa kita juga mengajarkan dan mendiskusikan tentang sampah. Jadi, ketika anak mengetahui kelompok sampah coklat dan hijau, kita sudah mengajarkan mereka melakukan pemilahan sampah. Setelahnya tinggal bantu mereka memasukkan bahan kompos kedalam wadah kompos.

Setelah membuat kompos, Kak Ara mengajak kami ke Rumah Kompos Kebun Kumara. Wadah kompos dibagi menjadi 3 di rumah kompos, yaitu Kompos baru, Kompos penguraian 14 hari dan Kompos siap panen. Pengkomposan juga dibantu oleh ayam yang sengaja dipelihara di rumah kompos lho. Ayam juga membantu membalik bahan kompos secara alami.

Selanjutnya, kami masuk ke pos 3 yaitu menyaring kompos yang siap panen. Kenapa harus disaring? karena tidak semua kompos bisa terurai dengan halus dalam waktu yang sama. Contohnya saja, daun kering akan lebih mudah terurai dan halus dalam waktu 14 hari, sedangkan biji mangga tidak akan terurai dan halus dalam waktu 14 hari. Ketika penyaringan, bahan kompos yang belum terurai halus bisa dimasukkan lagi ke dalam pengkomposan. Seringkali pada waktu dilakukan penyaringan, kita menemukan hewan-hewan pengurai. Salah satu yang saya temukan adalah larva. Larva sangat bagus untuk pengkomposan tapi tidak untuk pertumbuhan tanaman (karena dia akan memakan akar tanaman sehingga tanaman bisa mati).

Penyaringan Kompos Siap panen
Kompos siap panen yang akan disaring.


Pemilahan sampah, sudah. Pembuatan kompos juga sudah. Tapi bagaimana caranya mengetahui kompos yang siap panen? Setidaknya ada 3 tanda kompos sudah siap untuk  dipanen, yaitu saat sisa-sisa bahan organik sudah terurai dan berubah bentuk (biasanya teksturnya seperti pasir dan halus), sudah tidak mengeluarkan bau menyengat dan tidak mengeluarkan panas (pada saat pengkomposan, biasanya kompos menjadi panas).

Setelah dilakukan penyaringan, kompos dicampur dengan sekam bakar. Jadilah media untuk bertanam. Pos 3 adalah pos terakhir dalam kegiatan ini. Kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Seperti yang telah disebutkan diawal, kegiatan ini mengangkat topik #lesswaste sehingga takjil dan makanan berbuka menggunakan peralatan yang reusable. Bisa dilihat dari takjil yang disiapkan oleh pihak penyelenggara, itu peralatannya menggunakan piring rotan yang dilapisi kertas nasi. Sedangkan untuk menu buka puasanya menggunakan boks kertas dan anyaman bambu. Untuk minuman, selain disediakan es teh manis dan air mineral, kebun kumara juga menyediakan es telang pandan (ini pandannya berasa banget. makin seger deh tenggorokan setelah berbuka, hehehe).
potluck dan minuman untuk buka puasa
potluck dan minuman untuk buka puasa


Takjil dan menu buka puasa
Takjil dan  Menu Buka Puasa

Akhir kata, yuk kurangi sampah makanan dengan menjadikannya kompos. Jangan pula menyisakan makanan ketika sahur dan berbuka, apa yang kita ambil harus dimakan habis. Karena dalam ajaran Islam, manusia diperintahkan oleh Allah agar makan secukupnya saja dan tidak berlebihan.

Allah berfirman,
 وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
 “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31) 

Selain dapat ilmu baru tentang kompos, saya juga dapat bibit pohon rosella dan telang dari kebun kumara. Saya juga dapat topi, sedotan aluminium dan leaflet dari dompet dhuafa.

Goodie bag dari kebun kumara dan dompet dhuafa
Goodie bag dari kebun kumara dan dompet dhuafa

Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat. Btw, ini tulisan pertama di tahun 2019 dan setelah sempat berhenti lumayan lama, semoga saya bisa menulis artikel lainnya.

Terima kasih BirthClub2016, Dompet Dhuafa dan Kebun Kumara.

Untuk pelatihan pembuatan kompos, bisa cek jadwalnya di IG Kebun Kumara
Untuk informasi jejaring pemberdayaan Dompet_dhuafa melalui peningkatan kualitas lingkungan, bisa cek website Semestahijau.

4 comments:

  1. Welcome back, Novia :) senang bisa kembali baca blogpostmu lagi.
    Di Yogya juga ada kampung yang mengelola sampah-sampah jadi kompos dan daur ulang lainnya, biar jadi lebih bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Keren, anak2 kecil udah diajarin bikin kompos. Kesadaran thd lingkungan memang harus sejak kecil.

    ReplyDelete

Please kindly write your comment... Thanks in advance for comment ... wishes my blog inspire you... ^^ |

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...