Saya dan suami sudah mengenal satu sama lain semenjak kelas 3 SMP. Sempat pacaran tapi tidak lama karena kami berbeda sekolah, aku memilih sekolah di SMEA dan suami di SMA. Entah memang kami berjodoh atau memang suatu kebetulan, kami dipertemukan kembali setelah kurang lebih 1 tahun tidak berkomunikasi semenjak berbeda sekolah. Kami mencoba memulai hubungan kembali tapi sayangnya hubungan kami tidak berjalan lancar. Kami kembali tidak melakukan komunikasi bahkan saya mencoba untuk tidak kembali mengingatnya. Tapi Allah menggariskan lain, lagi-lagi tanpa sengaja kami bertemu kembali. Saya mencoba untuk membuka hati kembali, namun sayangnya suamiku sedikit berhati-hati (barangkali masih trauma dengan dua kejadian sebelumnya). Kali ini pendekatan lebih lama dibandingkan dengan dua hubungan sebelumnya, sampai akhirnya suamiku memutuskan untuk memulai kembali hubungan kami.
Kali ini kami memulai hubungan dengan rencana yang lebih terarah. Tahapan yang harus dilalui, ya harus menyelesaikan kuliah diploma tiga kami, punya pekerjaan tetap, barulah merencanakan pernikahan. Setelah 5 tahun pacaran, akhirnya suami memutuskan untuk melamar saya. Tepat tanggal 1 Januari 2010, kami melangsungkan acara lamaran dan pertunangan. Tapi acara ini hanya sebagai pengikat karena kami belum bisa memutuskan rencana pernikahan yang pasti. Entah bulan depan ataukah tahun depan, kami akan menikah.
Setahun berselang semenjak acara tersebut, suamiku harus merelakan ayahnya berpulang ke haribaan-Nya. Ini merupakan hal paling berat yang terjadi dalam hidup suamiku. Kamipun sedikit menyesali rencana pernikahan yang tarik ulur dan akhirnya kamipun memutuskan untuk melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan pada tanggal 17 Juli 2011.
Namun, sayangnya rencana pernikahan tersebut tidak berjalan mulus. Kamis sore menjelang malam yang naas untuk suamiku, dia mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan kakinya harus dioperasi. Padahal ketika itu, suami berencana untuk mengirimkan contoh undangan pernikahan kami ke percetakan (saya pernah menuliskannya di blog ini, Married by accident). Saya pun merasakan antara percaya dan tidak dengan pendapat umum yang menyatakan bahwa "Calon pengantin itu sebelum hari H harus dipingit". Kami memang menganggap pendapat itu sebagai mitos, jadinya kami tetap melakukan aktifitas seperti biasa dan mengurus rencana pernikahan ini sendiri (dengan dibantu orang tua kami). Manusia hanya bisa berencana tapi Allah jualah yang menentukan. Kami menganggap ini sebagai suatu ujian, jika kami berhasil melewati ujian ini, Insya Allah kedepannya akan lebih baik dan hubungan inipun semakin erat. Aamiin.
Beberapa hari itu, saya menemani suami dalam masa pemulihan di Rumah Sakit. Dalam kegamangan rencana pernikahan kami yang tinggal sebulan lagi, antara melanjutkan atau menunda pernikahan ini. Karena kondisi suami pada waktu itu memang tidak memungkinkan untuk bisa berdiri normal. Akhirnya kami pun memutuskan dan memantapkan hati untuk melanjutkan pernikahan ini, malahan kami malah memajukan waktu pernikahannya karena berbagai macam pertimbangan (saya juga pernah menuliskannya di blog ini, Cerita pernikahanku). Rumah Sakit Harum Sisma Medika Pondok Kelapa menjadi saksi bisu pertemuan dua keluarga untuk menentukan tanggal pernikahan. Meski harus diselingi dengan debat kusir dan perbincangan yang alot, akhirnya kami sepakat untuk menikah tanggal 26 Juni 2011. Dengan berbagai macam pertimbangan, kamipun tidak akan menyelenggarakan resepsi pernikahan karena khawatir dengan kondisi suamiku.
Minggu pagi yang cerah, kami mengikat janji suci di hadapan-Nya dan penghulu, disahkan secara hukum dan disaksikan keluarga. Maka berdoalah kami kepadanya :
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
/baarakallahu lak, wa baaraka 'alaik, wa jama'a bainakuma fii khair/
"Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan."
Kami melangsungkan akad nikah yang sederhana dan sangat khidmad. Tidak perlu kemewahan untuk sebuah perjalanan cinta yang luar biasa. Karena cinta saja sudah cukup membuat kami sangat bahagia.
Tahun itu merupakan perjalanan yang berat tapi juga perjalanan yang sangat membahagiakan. Berawal dari suamiku yang kehilangan ayahnya, kecelakaan yang menimpa suamiku dan pernikahan kami. Tapi bukan hanya itu, Allah menitipkan rejekinya kepada kami. Tidak perlu menunggu lama, saya positif hamil. Kehadiran buah hati melengkapi kehidupan pernikahan kami. Berawal dari pesakitan suamiku di Rumah Sakit dan berakhir bahagia di depan penghulu.
Saya percaya Allah selalu punya rencana terbaik buat umat-Nya. Setiap kesedihan pasti akan datang suatu kebahagiaan dan pastilah ada hikmah. Itulah yang saya dapatkan dari setiap peristiwa yang terjadi dalam perjalanan cinta kami.
Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine.
Buat Mbak Uniek dan Suami yang merayakan hari pernikahannya ke 10, Semoga pernikahannya langgeng sampai kematian memisahkan. Apa resepnya nih supaya awet, Mak? :D
subhanallah.... semoga ikatan cintany langgeng selalu ya mba...
ReplyDeleteAamiin. Makasih doanya, Mak
DeleteSalam kenal dan terima kasih kunjungannya ^^
Perjalanan cinta yg mengharukan ya... semoga tetap langgeng ya... Aamiin.
ReplyDeleteAamiin. Makasih doanya, Mak Santi.
DeletePiye lomba2ne? udah lama ak ga kunjungannya ke blognya :)
salam kenal mak... kalo jodoh ga kemana ya...
ReplyDeleteSalam kenal juga, Mak Enci.
DeleteIya, biarpun lari kemanapun. Kalo memang sudah jodoh, pasti bertemu jua.
Makasih kunjungannya, Mak ^^
meskipun perjalanannya berliku-liku kayaknya kalau dikenang sekarang jadi indah ya Nov ^^
ReplyDeletebtw semoga giveaway nya menaaang ;)
Ya begitulah, Nia. Kenangan memang indah untuk di kenang :D
Deleteternyata oh ternyata GAnya sudah kadarluasa. sedih :(
ini sebuah pelajaran bahwa jodoh itu benar gk bakal kemana-mana ya bu :D
ReplyDeleteIya, Mas.
DeleteKan kata pepatah "takkan lari gunung di kejar". Ya iyalah kalo gunung lari, saya kabur. Hehe
Sangat mengesankan ya mak..bisa dijadikan script sinetron tuh..xixixi
ReplyDeletebisa jadi... bisa jadi...
Deletekalau nanti muncul di sinetron, berarti saya terima royalty dari cerita ya. hehe *ngarep*
kalau jodoh ga kemana ya mbak, wah kenal sejak SMP, udah lama banget ya mak, hitung2 cinta lama bersemi kembali setelah dewasa, semoga rumah tangganya selalu bahagia
ReplyDeleteAamiin.
DeleteMakasih, Mak Lisa :)
aku jd teringat dgn crita tmnku yg lebih tragis dr ini mak....dia mengundurkan rencana pernikahannya sampai waktu yg tidak ditentukan krn sebab yg tdk bisa saya jelasin disini...
ReplyDeletebalik lagi, manusia berencana..Allah lah Sang Maha Pengatur hidup kita, alhamdulillah sulitnya spt apapun akhirnya mereka menikah.
Maaak, ceritamu menyentuh bgt....smoga selalu bersama hingga Jannah [aamiin ya Rab.....]
Aamiin.
Deletesunhanallah perjalanan yg berat, semoga pernikahannya langgeng dan bahagia slalu
ReplyDelete